Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Jumat, 09 November 2012

MUSIK ROCKABILLY INDONESIA

Tahukah kalian band tertua di indonesia yang mampu bersaing di dunia internasional?


Bicara tentang siapa band Rock tertua di dunia dalam benak kita pasti membayangkan The Beatles, The Rolling Stones atau band-band era Rockabilly (the 50-an), but di tahun 50an band-band yg ada hanyalah sebagai pelengkap dari penyanyi saja, jadi tugasnya hanya sebagai penyanyi Rock pada masa itu seperti Elvis, Fats Domino, Bill haley dll.
inilah era kejayaan rockabilly dimana mereka menjadi pioneer.
Sebenarnya orang Indonesia boleh berbangga hati sebab Band Rock tertua dalam artian band sebenarnya yang benar-benar eksis sebagai sebuah band adalah berasal dari Indonesia, tepatnya berasal dari Maluku. Nama band tersebut adalah THE TIELMAN BROTHERS.
Band yg terdiri dari 4 anak muda Maluku ini pada tahun 1956 hijrah ke negeri Belanda dan memulai karir rekaman mereka. Bisa dikatakan band rock tertua yang memulai debut rekaman adalah The Tielman Brothers. Mereka berempat adalah Andy Tielman (lead guitar, vocal), Reggie Tielman (rhytm guitar, vocal), Phonton Tielman (double bass, vocal), dan Loulou Tielman (drums, vocal). Penampilan mereka cukup memukau publik di Belanda khususnya dan Eropa pada umumnya. Boleh dikatakan mereka lah yang pertama kali memulai atraksi panggung yang liar dan atraktif, seperti bermain gitar (dan juga double bass) sambil melompat atau berguling-gulingan, serta tentunya demo drums. Orang- orang Belanda menyebut aliran musik mereka adalah Indo-Rock. Jauh sebelum publik Rock terpesona dengan permainan gitar alm. Jimi Hendrix pada tahun 1967, Andy Tielman, sang frontman telah memulai teknik tersebut pada tahun 1956 atau 11 tahun sebelum Jimi Hendrix bereksperimen dengan gitarnya. Konon kabarnya, Paul Mc Cartney pun mengagumi dan terinspirasi atas band ini sebelum The Beatles terkenal pada awal 1960an.
Sayangnya tahun 1976 band ini bubar karena boleh dikatakan permainan mereka rada stagnan dan tidak ada perkembangan alias kurang eksplore permainan, bermain di tataran itu-itu saja. akhirnya publik pun bosan. Di usia senja, Andy Tielman lebih banyak rekaman utk lagu-lagu rohani dan sesekali tampil di publik di Belanda dengan gitarnya namun tentu karena sudah uzur tidak seliar masa lalu. Sekedar tambahan, Indorock sempat dibahas di koran kompas sekitar 2004 dan 2006 dimana Indorock di era 50 akhir popular di Belanda dan Jerman. Diantaranya band Indorock seperti The Javalins, The Black Dynamites, Crazy Rockers, The Hap Cats, Electric Johnny & His Sky Rockets dan Tielman Brothers. Sayangnya masa jaya Scene Indorock diambil alih oleh scene beat rock Liverpool Inggris di awal 60an.
Menengok eksistensi rockabilly di era ini khususnya Indonesia.
Bagi kalian para penikmat music 50’an atau pada waktu itu di sebut rockabilly hingga rock n roll, tak usah hawatir atau galau karena kita selaku warga Indonesia masih memiliki musisi musisi top rockabilly yang terkenal bukan hanya seantero Indonesia bahkan hingga menembus pasar eropa, dan ini terbukti dari antusias penonton yang notabene bukan TKW/I hahahah maaaf hanya joke semata.. tapi itu benar adanya dan ini adalah daftar band band rockabilly yang mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional
-desparados bandidos (Jogjakarta)
-hillbilly countrybilly (Surabaya)
-Diamonds are devil (Bandung)
-uncle bean band (Denpasar)
-suicidal Sinatra (Denpasar)
-the hydrant (Denpasar)
Dari sederetan band band rockabilly di atas mungkin yang paling mencolok namanya adalah “suicidal Sinatra dan the hydrant” jelas saja karena karir mereka yang melejit di dunia internasional nya bahkan hingga memiliki label luar negeri dan sempat mencoba panggung pentas rockabilly terbesar di dunia seperti di Slovakia dan Finlandia.
Inilah sepenggal profil ke dua band tersebut:
-The Hydrant
the hydrant
Sungguh tak sia-sia perjuangan kolektif asal Denpasar, Bali, yang berdiri sejak 2004 ini. Jungkir balik dansa akrobatik Marshello, serta liuk menggelitik Wis—biduan dan gitaris, duo pendiri The Hydrant—bak lunas terbayarkan saat visa & tiket pesawat tiba di tangan, serta hari & tanggal pertunjukan positif ditentukan: Jumat, 17 Juli 2009. Berpatokan pada tarikh bersejarah tersebut maka disusunlah kemudian sejumlah agenda musikal untuk melengkapinya, lalu diberi tajuk: Bali Bandidos Eurobilly Tour 2009. Oh, The Hydrant tak hanya akan berkiprah di Bratislava, Slovakia; tapi juga di Wina, Austria.
Memang, kemahsyuran The Hydrant bukan hanya wangi di Pulau Dewata. Seantero Pulau Jawa dan sejumlah metropolitan di Nusantara pun namanya semerbak.  Utamanya karena tampilan nan dandy plus aksi panggung yang unik, duhai tiada duanya. Mulai dari jumpalitan be-bop-a-lula “The Brown Elvis” Marshello, cengkok definitive Rockabilly-atau-mati dari gitar Wis, manuver main drum sambil berdiri a la Christopper, hingga atraksi bas betot khas Adi. Belum lagi fakta sahih menunjukkan bahwa The Hydrant merupakan band Rockabilly (padu padan antara Rock ‘N’ Roll & Country, seperti Elvis Presley) paling pertama di Indonesia. Pula 3 album penuh, Saturday Night, Rockabilly Live, Bali Bandidos, serta 3 album kompilasi; menggenapi ijo royo-royo eksistensi mereka.
           
-Suicidal Sinatra
suicidal sinatra
          Terbentuk di Bali pada tahun 1996 awalnya dengan mengusung nama S.O.S. (Soul Of Speed) yang jika dilihat dari namanya tegas menyiratkan genre musik yang diminati yaitu Heavy Metal utamanya Helloween.
Pada fajar 2001 S.O.S. pelan-pelan bergeser dari genre Heavy Metal menuju Rockabilly a la Living End serta diramu dengan Psychobilly tipikal Tiger Army & Reverend Horton Heat (campur sari ini mereka istilahkan sebagai “Rockabilly Nu Skool”). Sampai kemudian 14 Februari 2004 S.O.S. merilis album indie pertama bertajuk “Valentine Ungu”. Album yang berisikan 8 lagu ini seakan mendeklarasikan S.O.S. telah resmi pindah jalur ke Rockabilly Nu Skool.
Album Valentine Ungu sendiri mendapat respon positif dari pasar, dimana 700 keping segera saja ludes habis terjual. Beberapa media massa nasional memberi komentar cukup baik terhadap Valentine Ungu. Sementara komunitas Indie di Jakarta sempat pula mencicipi dahsyatnya performa mereka saat mengguncang GOR Jakarta Utara dan hajatan kampus Universitas Sahid pada pertengahan 2004 silam.
Untuk melengkapi perubahan identitas musikal dari Heavy Metal ke Rockabilly Nu Skool maka pada 16 Agustus 2004 S.O.S. formal berubah wujud menjadi SUICIDAL SINATRA (terjemahan bebasnya : Frank Sinatra dalam versi yang lebih garang/nekat ). Sinatra—dengan personil terakhir Opix Sinatra (biduan, gitar pendamping), Leo Sinatra (gitar utama), Kappe Sinatra (bass betot), Ajie Sinatra (drum)—di saat hampir bersamaan pada akhir 2004, menyabet gelar prestisius sebagai kelompok musik terbaik di ajang Indie bergengsi “Skool Of Rock” sesi ke II yang diselenggarakan oleh Hard Rock CafĂ©, Bali.
Tepat setahun setelah dirilisnya Valentine Ungu, pada Februari 2005 Sinatra menerbitkan mini album ”Love Songs & Stinkin’ Cheese” dengan 5 tembang cadas bertempo sedang: “White Shoes”, “No Money No Honey”, “Can’t Be Ur Man”, “Going Old With You”, serta “Kentang”.
salah satu pose has rockabilly
Eksistensi “Love Songs & Stinkin’ Cheese” ternyata sanggup menculik perhatian jajaran media nasional berpengaruh mulai dari Hai, Trax, Ripple, hingga Rolling Stone. Malah Rolling Stone secara tegas memberi Sinatra gelar terhormat dengan menempatkan Sinatra sebagai “Artists to Watch” di salah satu edisinya. Ekspose yang demikian gencar akhirnya menggugah para event organizer untuk mengundang Sinatra tampil dalam konser-konser bergengsi. Yang patut dicatat di antaranya adalah kehadiran mereka sebagai band panggung utama di Soundrenaline Bali pada Agustus 2005. Sementara single “White Shoes” penetrasinya cukup jauh hingga mencapai Jepang. Single tersebut disertakan dalam album kompilasi “Tropicalize II” disatukan dengan artis-artis besar macam Pennywise & Jack Johnson. Dan videoklip “White Shoes” juga menorehkan jejak prestasi fenomenal dengan meraih juara pertama dan bertahan hingga beberapa minggu di chart videoklip indie Global TV.
Pada 2007 Sinatra akhirnya merilis album–yang frontal mengekspresikan pilihan genre mutakhir mereka—bertajuk “Boogie Woogie Psychobilly”. Benar, Sinatra telah mengukuhkan dirinya sebagai band pioneer Psychobilly di Indonesia.
          Dan itulah sepenggal atau sekilas cerita pernak pernik music rockabilly di tanah air dari eksistensinya hingga perjuangannya dalam bereksis di tanah air yang makin kaya dengan genre genre music terbaru, semoga sepenggal cerita tersebut dapat menambah dan memperkaya pengetahuan umum kita dalam cerita dan sejarah sebagian genre music tanah air yang pernah Berjaya, terimakasih Boogie-Woogie-Psychobilly… Drink whiskey and cheap Martini…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar